LK.Com, TALIABU– Ribuan warga Pulau Taliabu, Maluku Utara (malut), baik dewasa maupun anak-anak dari tingkat SD sampai SMA sederajat, berkumpul di taman hiburan Desa Bobong, dalam rangka menyaksikan awal festival ela-ela yang dilaksanakan oleh Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Pulau Taliabu.
Walaupun, kegiatan tersebut dilaksanakan pada akhir ramadhan. namun, antusias warga dalam menyabut festival ini sangat luar biasa. Bahkan sampai larut malam warga masih terus melaksanakan aktivitas pemasangan ela-ela (obor, red).
Prosesi festival malam ela-ela atau menyambut malam lailatul qadar diawali dengan pemasangan obor utama yang berjumlah dua obor dari kediaman Bupati Pulau Taliabu, kemudian dibawah para pemuka agama dan diserahkan kepada penjaga pintu festival.
Ketua Panitia Sukri Sanya, dalam sambutannya mengatakan bahwa kegiatan ini baru diselenggarakan, dikarenakan ivent Hut Kabupaten Pulau Taliabu, baru saja selesai.”Ini memang harus dilaksanakan pada 29 ramadhan, namun karena semua masyarakat baru masih terlibat pada hut kabupaten, kegiatan baru bisa diselenggarakan malam ini,”katanya.
Bahkan dirinya mengaku kegiatan awal ini, akan menjadi program rutin badan kesatuan bangsa dan politik, serta kedepan akan melibatkan semua kecamatan nantinya.”ini memang baru diseputaran desa bobong dan wayo, tetapi ke depan kita akan melaksanakan disemua kecamatan,”tandasnya.
Sementara itu, Wakil Bupati Pulau Taliabu, Ramli, dalam sambutan pembukaan menyebutkan Kegiatan Festival ini sSesuai dengan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 32 Ayat 1, yang telah menjamin Kebebasan masyarakat dalam memelihara dan mengembangkan Nilai-nilai Budayanya. yang kemudian ditungkan dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2017 Tentang Pemajuan Kebudayaan.”Jadi negara telah menjamin melalui aturan yang baku,”katanya.
Untuk pemerintah meminta kepada instansi terkait memiliki komitmen yang kuat, untuk terus mendorong dan memberdayakan potensi budaya, agar tetap dilestarikan dan bermanfaat bagi peningkatan perkenomian masyarakat. Sebagai wujud dan kepedulian. Maka pemerintah akan memasukan ke dalam calender of event kebudayaan dan pariwisata daerah.”Ini akan menjadi kalender tahunan Pemda melalui dinas terkait,”paparnya.
Apalagi, nilai dalam festival ela-ela ini, nantinya selain menjadi budaya religius juga harus menjadi wisata spritual, sebab kegiatan pasang lampu pada malam 29 Ramadhan itu telah dicantumkan oleh rasullulah tentang turunnya para malaikat.”Jadi kegiatan ini bukan semata-mata memasang lampu, namun, karena perintah, maka kita wajib melestarikannya,”tandasanya. (***)
a